Covid-19 menjadi ancaman bagi seluruh dunia. Berbagai kegiatan ditunda demi kebaikan bersama, namun hal tersebut tak menjadi hambatan untuk tetap berkarya dan berkreasi. Meski gerak dibatasi, kita harus pandai-pandai memanfaatkan peluang. Seperti halnya tiga siswi SMK N 1 Bangsri, Elsy Elvara P.S , Putri Jingga A.S, dan Putri Nafika .S .
Mereka mencari peluang ditengah pandemi, mencoba tetap aktif meski dibatasi. Awal bulan November lalu mereka mendapat pamflet Lomba Tari Kridhojati. Mereka berfikir hal ini tidak bisa disia-siakan begitu saja. Meski sudah lama tidak menari, mereka tetap gigih berlatih tiap hari.
Pada saat pandemi seperti saat ini, uang saku mereka tak cukup untuk membiayai lomba yang butuh dana banyak. Kemuadian mereka mengajukan proposal kesekolah dengan beberapa drama revisi. Setiap hari latihan tanpa henti.Bahkan segala urusan lomba, bolak balik ke Jepara mereka lakoni bersama untuk hasil yang memuaskan. Technical meeting yang dilaksanakan tanggal 2 November membuat ketiganya sedikit lega karena loma diundur menjadi tanggal 15. Mereka berfikir masih bisa untuk berlatih menjadi lebih baik. Drama-drama latihan dari ban kempes. Hingga hari H lomba, pada saat diberi kostum dan make up mereka sempat tak percaya diri, karena tidak sesuai dengan ketentuan lomba. Namun mereka mencoba optimis, saat sampai di Tempat lomba (Museum Kartini) mereka mengambil No. Undi satu, awalnya sedikit ragu karena tidak pernah melakukan gladi disana. Saat lomba berlangsung pun ketiganya beberapa kali salah gerakan dan kurang menguasai panggung, semakin cemaslah mereka. Menit-menit berlalu dengan beberapa penampilan peserta lainnya, semakin insecure ketika melihat lawan yang kostumnya begitu bagus dan menguasai panggung. Bahkan mereka tak beranjak dari kursi untuk menanti hasil juara, meski diberi waktu istrirahat keluar. Hingga tibalah pengumuman, diumumkan dari juara terkecil (Harapan3). Bahkan (Nafika) sudah menangis saat pengumuman harapan karena No. Undi mereka tidak disebut-sebut. Ketiganya saling menggam tangan untuk menguatkan, ah ya peserta lomba hanya 7 jadi semakin membuat perasaan mereka tak karuan. Hingga pengumuman juara pertama tinggal 2 peserta belum disebut dari SMK N 1 BANGSRI DAN SMA N 1 BANGSRI. Ketiganya sudah bercucuran air mata karena takut dan ragu, hingga dewan juri, mengucapkan dengan lantang No.Undi 1 menjadi juara, tiga serangkai ini langsung berdiri dan berteriak sambil menangis dan berpelukan, sangat haru hingga orang-orang melihat mereka. Euforia kemenangan dihiasi tangis haru hingga penerimaan piala, tak lupa tangis haru terimakasih pada pelatih dan sekolah yang sudah mau melatih dan mendung mereka, berpelukan memberikan ucapan tetimakasih pada sang pelatih.Dari apa yang mereka lakukan, menjadi pembelajaran bahwa pandemi bukan halangan untuk berprestasi. Membawa nama baik sekolah adalah kebanggaan luar biasa, tetutama pada masa pandemi seperti sekarang. Setiap mau berusaha, seberat apapun rintangannya pasti bisa terlalui dengan bantuan doa. Semoga dapat menginspirasi dan memotivasi siswa siswi lainnya, selalu berprestasi maju terus SMKN 1 Bangsri.